Sabtu, 20 Maret 2010

Core Coaching Skill for Great Leader


Ada 7 keterampilan yang sebaiknya bahkan seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melakukan pembinaan (coaching) terhadap anggota team-nya, yaitu :

Dua keterampilan dasar (basic skill)untuk menciptakan hubungan dengan orang-orang agar mendapatkan kepercayaan dan hubungan yang efektif di dalam semangat win-win solution (solusi menang-menang) yang akan menumbuhkan hubungan yang seimbang untuk jangka panjang, adalah :
1. Supporting (memberikan dukungan)
2. ActiveListening (mendengarkan dengan aktif)

Seorang manager mengelola tugas dan pekerjaan agar dapat mencapai tujuan/sasaran dengan proses yang benar. Sedangkan seorang pemimpin mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan/sasaran. Untuk memimpin orang diperlukan head, heart & hand (pikiran, hati & tindakan). Diperlukan empati dalam mendengarkan & mendukung orang lain.
Supporting disini lebih dititikberatkan pada niat (intention) dalam memberikan dukungan yang selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk tindakan (action).
Dan tentunya sebelum dapat memberikan dukungan perlu untuk mendengarkan (listening) masalah yang dihadapi oleh orang lain.

Dua keterampilan lainnya agar secara efektif dapat menggali (exploring) bagaimana seorang berpikir, menilai sesuatu hal dan memahami sesuatu hal, adalah :
3. Questioning (bertanya dalam konteks umum)
4. Meta-Questioning (bertanya lebih dalam sampai ke tahap makna pribadi)

Keterampilan bertanya sangat penting dalam menggali informasi dan bahkan juga makna dari masalah yang dihadapi oleh anggota team dan manfaat jika melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.

Dua keterampilan selanjutnya untuk membuka & mengaktifkan potensi yang terbaik dari bawahan adalah :
5. Receiving Feedback (menerima umpan balik)
6. Giving Feedback (memberikan umpan balik)

Umpan balik sangat diperlukan untuk memberikan masukkan dalam proses pembelajaran sehingga setiap pribadi mengetahui area of improvement (hal-ha.l yang perlu diperbaki) untuk meningkatkan competency maupun performance-nya masing-masing.

Satu keterampilan terakhir untuk menfasilitasi dan memberdayakan seseorang untuk sepenuhnya mengalami apa yang dia bicarakan.
7. Eliciting state (memunculkan suatu keadaan)
Untuk memperoleh hasil yang nyata, seorang pemimpin harus memiliki orientasi tindakan dan hasil. Tindakan hanya dapat terjadi jika pikiran dapat diterjemahkan oleh tubuh kita, dari pikiran ke otot kita (from mind to muscle).