Rabu, 30 Mei 2012

Adira Gunakan e-Learning Untuk Proses Onboarding

Learning & Development

 Jumat, 25 Mei 2012 - 3:03 WIB


E-learning ternyata juga dapat membantu efektivitas dalam proses onboarding di dalam perusahaan. Setidaknya hal itu dilakukan Adira Finance seperti yang dijelaskan Novitri Diah Lista Wulandari, Training Centre Head Adira Finance dalam kesempatan eLearning Executive Forum hari Rabu (23/5) di Jakarta.
Ketika perusahaan mempunyai ribuan karyawan dengan pertumbuhan yang cepat, sementara investasi di sisi infrastruktur tidak secepat pertumbuhan tersebut, maka sistem eLearning dapat digunakan untuk meringankan masalah tersebut.

“Di kami, karyawan baru yang belum OKB (orientasi karyawan baru) tidak boleh menjual dulu, jadi hal administratifnya mesti dibereskan dulu,” ujar Novitri kepada forum. Sharing session yang juga menghadirkan Fathulloh dari Bank Mandiri dan Donin Tribagyanto Junor, Agency Support and Solution Department Head MAA Assurance, menjadi ajang berbagi pengalaman manajemen training yang menerapkan E-Learning.
Dengan jumlah karyawan mencapai 29.800 orang, bisa dibayangkan karyawan administrasi yang harus mengurus data personal karyawan baru pasti kewalahan. Apalagi jumlah karyawan admin yang ada tidak sebanding dengan karyawan baru yang masuk, otomatis kesalahan pencatatan riskan terjadi. Setelah adanya eLearning, karyawan frontliner dituntut menjalani training melalui eLearning tersebut. Ini juga memudahkan pencatatan data secara otomatis.

Karyawan dapat mengikuti program LMS (Learning Management System) yang diintegrasikan dengan EKP (Enterprise Knowledge Platform) dalam berbagai bentuk penyampaian, seperti blended, dimana karyawan diminta mengikuti training E-Learning melalui modul-modul, tetapi juga diperbolehkan mengikuti E-class. “Kebanyakan karyawan masih memilih kelas training ketimbang E-learning, untuk itu kami usung program blended,” ujar Novi.

Senada dengan Novi, Fathulloh juga mengakui E-learning banyak memberikan manfaat dalam sistem kerja Banking, namun E-Learning baginya hanya menjadi pelengkap saja. “Tantangannya adalah bagaimana manajemen bisa membuat karyawan suka dengan konsep baru training ini, dan kalau bisa content E-learningnya diupdate terus dan kontekstual,” kritis Fathulloh.

Ketika ditanya bagaimana agar E-Learning bisa sukses dijalankan, Novi menjawab bahwa E-learning harus didukung oleh manajemen. Selain itu, faktor change management juga menjadi pelengkap bila E-learning mau dibudayakan. “Sosialisasi dulu, kemudian bridging strategi dan berikan sistem reward kepada karyawan,” papar Novi. Faktor terakhir yang tidak kalah penting yaitu supporting tools. “Kerjasama dengan IT itu sangat penting, walaupun di kami tidak ada help desk, tapi infrastruktur teknologi sangat mempengaruhi berhasilnya E-learning dijalankan,” imbuh Novi.


http://www.portalhr.com/people-management/learning-development/adira-gunakan-elearning-untuk-proses-onboarding/

Selasa, 29 Mei 2012

Jurus Jitu Unilever Mengembangkan Talent

People Management

 Rabu, 30 Mei 2012 - 10:17 WIB


Unilever Indonesia, pemain pemimpin pasar Home & Personal Care, kembali melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 29 Mei lalu. Dalam paparan publik tersebut, Maurits Lalisang, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, buka-bukaan mengenai performa Unilever di tahun 2011, termasuk salah satunya dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia (SDM). “People adalah asset yang paling berharga bagi Unilever”, ungkap Maurits. Dipaparkan juga olehnya bahwa tahun 2011 ini, Unilever masih terus berfokus untuk menumbuhkan kesadaran dan kemauan karyawan untuk menjiwai value Unilever ketika bekerja. Value tersebut adalah Integrity, Responsibility, Respect dan Pioneering.

Selama tahun 2011 ini, setidaknya ada dua agenda penting yang telah dilaksanakan Unilever berkaitan dengan talent development. Yang pertama adalah Unilever Future Leader. Program yang dilakukan sekali setahun ini, bertujuan untuk mendapatkan kandidat terbaik ketika merekrut pencari kerja, khususnya para fresh graduate. Tahun 2011 dan tahun-tahun sebelumnya, Unilever merekrut 25 anak muda berprestasi dari keseluruhan kandidat yang diperkirakan berjumlah 2000. Sebuah kompetisi yang cukup ketat memang, tetapi hal itu wajar karena Unilever menginginkan the best talent dari pasar tenaga kerja Indonesia. Setelah 25 talent direkrut, tugas Departemen SDM selanjutnya adalah memberikan training kepada mereka untuk mempelajari seluk beluk Unilever selama 3 tahun.

Enny Sampurno, Direktur Human Resources Unilever menjabarkan bahwa dalam pengembangan keterampilan dan kapabilitas sumber daya manusia di Unilever, mereka mengacu pada rasio 70:20:10, yakni 70% on job training, 20 % couching by managers, dan yang 10% adalah training berupa teori dan kurikulum.

Unilever, secara branding memang sudah cukup besar. Tetapi untuk mendapatkan best talent, perusahaan tersebut masih merasa perlu untuk melakukan upaya attract. Caranya antara lain dengan Public Leturer di kampus-kampus bonafid di Indonesia dan program Leadership sustainable Classes yang belum lama ini diselenggarakan di Universitas Indonesia.

Program kedua dalam agenda 2011 Unilever adalah mengenai diskusi rutin yang akan dilakukan oleh Unilever Board untuk membahas khusus mengenai SDM. Diskusi ini akan dilakukan dua kali dalam satu tahun. Dengan diskusi tersebut, mereka akan menjadi tetap update dengan kondisi karyawan dan mempercepat pengambilan strategi berkaitan dengan pengembangan SDM.

Dengan komposisi SDM yang berkualitas tersebut, tahun 2011 Unilever telah membukukan penjualan 23,5 trilyun, meningkat 19,2% dari tahun sebelumnya. Dan dengan terobosan-terobosan jitu dalam pengelolaan SDM tersebut, Unilever pun diganjar pengahargaan Global’s Most Admired Knowledge Enterprise 2011 dari Teleos. (tw)


http://www.portalhr.com/people-management/jurus-jitu-unilever-mengembangkan-talent/

Membangun Budaya Perusahaan Seperti Mengemudi Mobil


Organizational Design

Senin, 28 Mei 2012 - 1:24 WIB   

 
Budaya perusahaan (Corporate Culture) tidaklah dibangun dengan giat menempelkan nilai-nilai perusahaan di poster yang bagus atau di spanduk, apalagi hanya didengungkan dalam pidato-pidato resmi saja. Menurut Handry Satriago, CEO GE Indonesia, membangun budaya perusahaan adalah suatu proses. Di dalam salah satu seri kultwit-nya, Handry mengibaratkan Corporate Culture (#Corcul) seperti belajar mengemudi mobil.
“Corcul menggambarkan bagaimana orang-orang di dalam organisasi bekerja mencapai tujuan organisasi,” ujar Handry. Hal itu bisa terefleksi dari dress code, jam kerja & setup kantor seperti decision making, cara treat customer, atau operasional organisasi tersebut. Biasanya dalam satu perusahaan , terdapat semacam Corcul umum, yang menjadi karakter tiap-tiap divisi, seperti bagian Finance yang biasanya disebut “number oriented”, atau orang marketing yang sering menraktir, dan sebagainya. Tetapi tidak hanya itu, “Corcul juga terjadi di level Korporasi, dan menjadi citra perusahaan tersebut, misalnya budaya inovasi 3M,” tambah Handry.

Siapa dan apa yang menciptakan karakter dominan tersebut? Menurut Handry determinan CorCul bisa timbul dari personal values sang pendiri (Organization Founder), simbol-simbol perusahaan (Symbols), Heroes, Stories, Slogans, dan Shared Experience.

Pertanyaannya selanjutnya, budaya seperti apa yang diperlukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk bisa terus survive dan tumbuh? “Buat saya Corcul sangat ditentukan oleh apa yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan, it’s ok to have a different corp culture,” ujar Handry yang sudah bergabung bersama GE Indonesia sejak tahun 1997.

Banyak perusahaan atau organisasi membangun Corcul dengan semata-mata meniru perusahaan lain yang dianggap sukses, padahal menurut Handry Corcul tidak bisa dibangun dalam waktu singkat, perlu perjuangan dan proses yang cukup untuk menjadikan values, beliefs, practices menjadi culture. “Menurut pengalaman saja, saya lihat butuh waktu paling kurang 6 bulan untuk membangun suatu Corcul yang sederhana,” ujar Handry. Oleh sebab itu, sebelum membangun Corcul, ketahui dulu values apa yang dibutuhkan perusahaan, jangan sampai Corcul dibuat berdasarkan trend di organisasi lain. Handry mencontohkan “perusahaan or organisasi sedang fokus dengan layanan Customer, yah tidak perlu membangun Corcul dengan menjawab pertanyaan, “apa kabar” dengan “Luar biasa” misalnya,” imbuhnya.
Perubahan ikut-ikutan seperti itu disebut mimetic isomorphism, yaitu mengadopsi budaya organisasi/trend saja, gejala itu diteliti oleh Powell & DiMaggio yang sayangnya kerap dilakukan perusahaan di Indonesia, “Corcul yang dibangun atas mimetic action seringkali tidak sukses, wong seringkali kebutuhan dan situasinya beda kok,” tegas Handry.

Handry menambahkan, “Bentukan Corcul di perusahaan atau organisasi kita seringkali aneh, zaman balance scorecard misalnya, semua dicoba pakai KPI, yang ada (karyawannya) menjadi bingung sendiri,” tutur Handry yang meraih gelar Doktor Manajemen Stratejiknya di Universitas Indonesia.


Konsisten dan Budayakan

Handry mengibaratkan untuk membangun Corcul layaknya orang yang sedang belajar menyetir mobil. “Hal pertama adalah mempunyai tujuan yang jelas, yaitu bisa menyetir mobil dan legally boleh nyetir mobil,” sambungnya. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menyetir, kita akan mulai menabrak atau menyenggol pagar karena tahap awal implementasi teori. “Proses implementasi ini juga adalah proses belajar, don’t stop here, toh kita belajar nyetir mobil kita terus dan nggak berhenti di tengah jalan,” ujar Handry membayangkan.

Setelah berhasil menjalankan mobil, apakah sampai di situ saja? Handry menyebutnya tahapan telah bisa mengemudi ini disebut conciously competent, di mana sayangnya perusahaan seringkali merasa proses mengembangkan Corcul sudah selesai, padahal belum. “Corcul baru bisa dikatakan menjadi budaya ketika sampai pada tahapan unconciously competent, dalam arti Corcul sudah melekat dalam praktek sehari-hari,” ujar Handry.

Tahap paling penting saat membangun Corporate Culture yaitu menjadikannya sebagai budaya yang dibutuhkan perusahaan, jangan berhenti pada tahapan semangat menjalankan. “Corporate culture itu menular sampai ke organisasi yang lainnya, seperti aktivitas di rumah. Budaya on time di kantor akan merembet ke aktivitas rumah juga,” terang Handry.


http://www.portalhr.com/people-management/organizational-design/membangun-budaya-perusahaan-seperti-mengemudi-mobil/

    

Selasa, 22 Mei 2012

Toyota Kembali Ambilalih Posisi Nomor Satu dari GM

Tokyo (ANTARA News) - Toyota Motor Jepang memperoleh kembali posisinya, sebagai pembuat mobil nomor satu di dunia pada kuartal pertama 2012, mencuri kembali kedudukannya dari raksasa AS General Motors, menurut data pabrik.
Perusahaan Jepang, yang mencakup merek Toyota, Lexus, Daihatsu dan Hino itu, menjual 2,49 juta unit kendaraan dalam tiga bulan hingga 31 Maret, di depan General Motors dengan 2,28 juta unit dan Volkswagen Jerman dengan 2,16 juta, lapor AFP.
Juru bicara Toyota Dion Corbert mengatakan, produsen mobil itu telah menghadapi rintangan besar dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan ia menyerahkan posisi utamanya kepada GM pada 2010.
"Kami memiliki krisis keuangan, beberapa masalah kualitas, gempa (11 Maret) dan banjir Thailand pada 2011, di mana kami tidak mampu memproduksi mobil sebanyak yang kita inginkan," katanya kepada AFP, Selasa.
Toyota telah menjadi produsen mobil terbesar di dunia sejak 2008 dan menjual 8,42 juta kendaraan pada 2010.
Tetapi posisinya disusul setelah tergelincir ke 7,35 juta kendaraan pada tahun yang berakhir Maret, di belakang General Motors dengan sekitar 9,0 juta unit penjualan dan Volkswagen dengan lebih dari 8,0 juta kendaraan yang terjual.
Toyota telah dipaksa mengendalikan kerusakan dalam beberapa tahun terakhir setelah menarik jutaan kendaraan sejak 2009 karena cacat keamanan.
Sejak itu kemudian terpukul keras oleh yen yang kuat, gempa dan tsunami di Jepang timur laut pada 11 Maret dan banjir di Thailand yang berdampak pada pabrik-pabrik di sana dan menyebabkan masalah produksi besar. (A026)
Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2012
http://otomotif.antaranews.com/news/1337708084/toyota-kembali-ambilalih-posisi-nomor-satu-dari-gm

Kamis, 08 Maret 2012

10 Orang Terkaya Dunia

Setiap tahun, majalah Forbes selalu mengeluarkan daftar orang-orang terkaya dunia. Tahun ini, mereka mencatat ada 1226 miliuner di seluruh dunia yang memiliki harta total $4,6 triliun atau Rp41.856 triliun. Siapa saja 10 orang terkaya dunia itu?


1. Nama: Carlos Slim HelĂș dan keluarga

Harta kekayaan: $69 miliar/ Rp627,84 triliun (turun)
Sumber: Telecom
Kewarganegaraan: Meksiko

Carlos Slim HelĂș berhasil mempertahankan gelar sebagai orang terkaya dunia untuk ketiga kalinya berturut-turut, meski hartanya berkurang $5 miliar daripada tahun lalu karena turunnya harga saham raksasa telekomunikasi America Movil, lebih dari setengah sumber kekayannya. Slim kini menghabiskan hari-harinya bekerja di Yayasan Carlos Slim dan Yayasan Telmex. Tujuannya: kerja-kerja filantropis yang akan mengembangkan kemampuan manusia.


2. Nama: Bill Gates




Harta kekayaan: $61 miliar/Rp555 triliun (naik)
Sumber: Microsoft
Kewarganegaraan: Amerika Serikat

Orang paling dermawan di planet ini (Gates sudah menyumbangkan $28 miliar) membantu membebaskan polio di India. Gates akan terus menyumbangkan $200 juta per tahun untuk menghilangkan penyakit-penyakit yang masih endemik di Pakistan, Afghanistan, dan Nigeria. Gates juga punya program baru: memperbaiki pertanian. Yayasannya sudah menyumbangkan lebih dari $2 miliar pada petani kecil. Hanya seperempat dari harta Gates berasal dari Microsoft yang harga sahamnya mencapai nilai paling tinggi dalam 10 tahun terakhir sehingga menaikkan kekayaannya sampai $5 miliar. Sisa kekayaannya berasal dari surat berharga dan saham di Ecolab dan jaringan televisi Mexico, Televisa.


3. Nama: Warren Buffett

Harta kekayaan: $44 miliar/Rp400,3 triliun (turun)
Sumber: Berkshire Hathaway
Kewarganegaraan: Amerika Serikat

Siapa yang akan menggantikan peran Peramal dari Omaha di kepala Berkshire Hathaway? Buffett mengumumkan pada bulan Februari lalu bahwa ia sudah memilih penerusnya, tapi belum memberikan nama. Pada Desember, ia memilih anaknya yang seorang petani, Howard, sebagai ketua non-eksekutif dan "penjaga nilai-nilai perusahaan." Undang-undang pajak yang mewajibkan orang kaya harus membayar pajak minimum 30% disebut "Buffett Rule" untuk menghormati miliuner yang sering menyatakan bahwa orang kaya harus membayar pajak lebih besar daripada orang biasa. Harta Buffett turun $6 miliar karena turunnya harga saham Berkshire sebesar 7% selama setahun terakhir. Dalam buletin tahunannya, Buffett mengaku membuat beberapa kesalahan, termasuk memprediksi akan kembali meledaknya sektor properti.


4. Nama: Bernard Arnault

Harta kekayaan: $41 miliar/Rp373 triliun (sama)
Sumber: LVMH
Kewarganegaraan: Prancis

Pengusaha gaya hidup dan barang mewah sekaligus orang terkaya Eropa, Arnault mengeruk kekayaan dari barang-barang mewah di bawah 'kekaisaran' LVMH. Penjualan naik 16% di Eropa, Asia, Amerika Serikat, terutama penjualan Louis Vuitton.


5. Name: Amancio Ortega

Harta kekayaan: $37,5 miliar/Rp341,2 triliun (naik)
Sumber: Zara
Kewarganegaraan: Spain

Ortega tidak lagi menjadi direktur perusahaan pakaiannya, Inditex, sejak Juli 2011. Meski begitu, perusahaannya terus berkembang. Harga saham naik setahun terakhir, meningkatkan kekayaannya menjadi $6,5 miliar dan memasukkannya ke daftar lima orang terkaya dunia untuk pertama kalinya.


6. Nama: Larry Ellison

Harta kekayaan: $36 miliar/Rp327,5 triliun (turun)
Sumber: Oracle
Kewarganegaraan: Amerika Serikat

Saham Oracle sudah naik turun selama berbulan-bulan. Sempat kembali naik sejak turun Agustus lalu, tapi masih lebih rendah 15% jika dibandingkan tahun lalu akibat perlambatan penjualan raksasa software dan hardware ini. Harta Ellison pun turun $3,5 miliar.


7. Nama: Eike Batista

Harta kekayaan: $30 miliar/Rp272,9 triliun (sama)
Sumber: Tambang, minyak
Kewarganegaraan: Brasil

Pria terkaya di Brasil meraup keuntungan dari minyak bumi. Pengeboran minyak dan gasnya, OGX Petroleo e Gas, menghasilkan minyaknya di sumur pengujian lepas pantai akhir Januari. Dua pertiga hartanya berasal dari perusahaan pengeboran tersebut. Selain itu, ia juga menaruh kekayaan pada emas. Ia membeli Ventana Gold dari Kanada yang akan menambang lokasi dengan deposit emas sangat menjanjikan di Kolombia.


8. Nama: Stefan Persson

Harta kekayaan: $26 miliar/Rp236,5 triliun (naik)
Sumber: H&M
Kewarganegaraan: Swedia

Jaringan toko yang menawarkan pakaian chic H&M membuka toko pertama mereka di Kroasia, Singapura, dan Romania. Kini H&M memiliki 2500 toko di 43 negara.


9. Nama: Li Ka-shing

Harta kekayaan: $25,5 miliar/Rp 232 triliun(turun)
Sumber: beragam
Kewarganegaraan: Hong Kong

Meski jumlah hartanya turun, Li Ka-shing masuk lagi ke daftar 10 orang terkaya dunia untuk pertama kalinya sejak 2007. Ia pun kembali menjadi orang terkaya Asia untuk pertama kalinya sejak 2004. Salah satu kaisar konstruksi, Li mempekerjakan 270 ribu orang di 53 negara. Satu dari tujuh tempat tinggal di Hong Kong dibangun olehnya. Ia juga menguasai sekitar 13% dari lalu lintas kontainer dunia. Li juga adalah investor untuk perusahaan teknologi pemula seperti Facebook dan Spotify.


10. Nama: Karl Albrecht

Harta kekayaan: $25,4 miliar (turun)
Sumber: Aldi
Kewarganegaraan: Jerman

Jaringan supermarket murah miliknya Aldi Sud, memiliki 4500 toko, termasuk 1200 di 32 negara bagian Amerika Serikat. Untuk menekan biaya, Aldi tidak menerima kartu kredit.

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/10-orang-terkaya-dunia.html

Selasa, 06 Maret 2012

Garuda Terpilih sebagai "The Best International Airline"


Liputan6.com, Jakarta: Garuda Indonesia ditetapkan sebagai "The Best International Airline" oleh Roy Morgan, sebuah lembaga riset internasional independen berkedudukan di Australia, yang telah beroperasi selama 70 tahun.

Berdasarkan informasi, penetapan Garuda sebagai "The Best International Airline" tersebut, didasarkan pada hasil riset Roy Morgan sejak Februari 2011 hingga Januari 2012 terhadap 3.943 responden. Para responden diminta memberikan penilaian terhadap produk dan layanan perusahaan-perusahaan penerbangan dunia.

Dari responden sebanyak itu yang merupakan pengguna jasa penerbangan internasional, sekitar 91 persen di antaranya menyatakan "very satisfied" terhadap layanan Garuda Indonesia.

Penilaian yang diberikan para responden terhadap Garuda tersebut, melebihi penilaian terhadap perusahaan-perusahaan penerbangan dunia lain, yang secara berurutan berada di bawah Garuda, yaitu Singapore Airlines, Air New Zealand, Emirates, dan Cathay Pacific.

Sebelum ini, sejalan dengan program transformasi dan "Quantum Leap" yang saat ini terus dilaksanakan, Garuda berhasil meraih berbagai pencapaian signifikan, seperti berhasil menjadi "Airline Bintang Empat". Kemudian terpilih sebagai "The Worlds Most Improved Airline" oleh lembaga pemeringkat airline, Skytrax, yang berkedudukan di London, serta terpilih sebagai "Airline Turn Around of The Year" oleh Centre for Asia Pacific Airlines (CAPA/IAN).

Sumber : http://berita.liputan6.com/ekbis/201203/380800/garuda-terpilih-sebagai-quotthe-best-international-airlinequot

Garuda Named “Best Airline in The World”


National flag carrier Garuda Indonesia has been recognized as ‘Best International Airline’ according to a recent independent survey of all major airlines throughout the world.

The customer satisfaction survey, conducted by research company Roy Morgan, ranked Garuda Indonesia ahead of other leading airlines, such as Singapore Airlines, Emirates and Air New Zealand with 91 percent of the 3,943 respondents being “very satisfied” with the airline’s products and services.

“We are thrilled to receive this award, as it endorses Garuda Indonesia’s transformation and progress toward becoming one of Asia’s leading airlines. This valuable recognition by our Australian customers motivates us even further to deliver the highest standards of service on the ground and in the air," Bagus Y. Siregar, Garuda Indonesia’s senior general manager for Australia and the South West Pacific, said in a statement sent to The Jakarta Post on Tuesday.

The Roy Morgan Customer Satisfaction Award comes after a string of accolades, including the four-star rating by Skytrax, the global benchmark for airline service standards, in 2009.

Garuda Indonesia was also named the World’s Most Improved Airline at the Skytrax World Airline Awards in Hamburg, and Asia’s leading service quality airline by the Center for Asia-Pacific Aviation (CAPA) in 2010.

All awards recognize the success of Garuda Indonesia’s Qantum Leap program, which includes the revitalization of its existing fleet and the introduction of “The Garuda Indonesia Experience”, the carrier’s service concept that offers a uniquely Indonesian level of service both in-flight and on the ground.

"Garuda Indonesia will continue to invest in enhancing its service offerings in order to become a five-star carrier by 2015," Siregar said. (nfo)

Sources : http://www.thejakartapost.com/news/2012/03/06/garuda-named-best-airline-world.html